Pembelajaran Efektif di dalam Memberantas kkorupsi
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBuntuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan anti korupsi yang diampu oleh Bapak M Arif Mustakim S.sos M.sos
Pembelajaran Efektif Di Dalam Mengurangi Kasus Korupsi
Terjadinya kasus korupsi di Indonesia, sudah biasa kita dengar sehari-hari. Bahkan, berita mengenai kasus korupsi sudah menjadi santapan kita setiap harinya dan tak pernah luput untuk turut mewarnai media pemberitaan Indonesia. Pertanyaannya, apakah korupsi ini sudah memiliki akar sejak zaman republik Indonesia terdahulu?, hingga dari hari ke hari kasus korupsi di Indonesia dengan gampangnya berkembang sangat pesat.
Dari berbagai macam cara dan upaya pemerintah dalam menangani pengurangan terjadinya kasus korupsi, tak banyak hasil yang didapatkan dari upaya-upaya yang telah dijalankan. Nyatanya, sampai saat ini kasus korupsi masih terus terjadi dan terus berkembang begitu pesat.
Mari kita sedikit membahas salah satu upaya yang telah dijalankan dalam menanggulangi terus menerus terjadinya kasus korupsi. Apakah upaya itu?. Yaitu, dengan memberikan bekal ilmu agama yang baik serta pemahaman yang baik terhadap norma-norma yang berlaku pada pemuda penerus bangsa. Namun nyatanya, upaya itupun tidak menghasilkan suatu perubahan yang diharapkan. Lalu, apakah yang salah dengan semua ini?. Apakah dari faktor pengajaran yang kurang efektif dalam menanggapi kasus tersebut?, atau dikarenakan faktor lainnya?. Berikut akan kami bahas sedikit mengenai bagaimana pembelajaran yang efektif di dalam mengurangi kasus korupsi.
Negara kita, Indonesia. Saya rasa sudah cukup banyak orang-orang pintar yang ada di dalamnya. Yang mana seharusnya merekalah yang harus memperjuangkan kemajuan bangsa Indonesia dengan mengembangkan segala hal yang berkaitan dengan kepentingan negara dan republik Indonesia. Namun pada kenyataannya, justru orang-orang pintar itulah yang terus menjatuhkan Indonesia. Salah satunya adalah dengan terlibatnya mereka dalam suatu kasus korupsi. Merekalah orang-orang pintar yang memanfaatkan kepintarannya untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan bagaimana nasib negara yang menjadi tempat tinggalnya juga nasib rakyat lainnya, lebih-lebih rakyat dari kalangan bawah.
Negara kita ini, mulai kekurangan sosok yang dapat menjadi suri tauladan terhadap penerus-penerus bangsa. Apa gunanya mereka diajarkan ilmu agama yang sangat dalam, diajarkan mengenai prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara dan semacamnya. Yang mana tujuan awal dari semua itu adalah agar mereka bisa dan siap menjadi penerus bangsa yang baik. Namun ketika dilapangan, justru yang mereka temui tidak sebaik yang mereka pelajari selama ini. Tak ada satupun yang dapat mereka jadikan sebagai suri tauladan untuk benar-benar menjadi warga negara yang baik.
Contohnya pada kasus Setya Novanto yang mana ia adalah tersangka dari kasus korupsi E-KTP. Kasus ini terbilang kasus yang cukup panjang. Karena setiap kali ia ditetapkan sebagai tersangka, ia selalu menggugat ketetapan status atas dirinya tersebut. Dan ketika dia akan diperiksa denganstatu tersangka, dia justru tidak hadir dengan alasan sakit. Pun ketika pihak KPK kembali memanggilnya untuk melakukan proses pemeriksaan, ia kembali tidak hadir dengan alasan yang sama, sakit. Dan masih banyak beberapa sandiwara yang sangat-sangat mendramatisir kasusnya tersebut.
Sikap yang demikian sangat-sangat mempengaruhi pada pihak yang lain, lebih-lebih kepada para pemuda penerus bangsa ini. Tidak menutup kemungkinan, mereka akan menirukan hal-hal yang telah dia lakukan ketika mereka sedang terjerat kasus korupsi. Dan itu adalah hal yang teramat sangat memalukan.
Jadi, salah satu pembelajaran yang menurut saya efektif adalah dengan menjadikan diri kita sendiri sebagai suri tauladan yang baik bagi orang lain. Tidak cukup hanya dengan mengajarkan dan memberi mereka teori saja. Namun kita sendiri juga harus melakukan hal baik yang dapat dicontoh oleh para generasi penerus bangsa ini.
Kemudian, upaya pencegahan korupsi bisa lebih bersinergi apabila kolaborasi dan sinergi dimulai sejak penyusunan rencana pencegahan korupsi di masing-masing lembaga yang ada. Menurut saya pribadi, upaya pencegahan yang belum efektif ini lebih pada masalah penerapannya, bukan pada programnya. Contohnya, peran inspektorat di daerah yang belum bisa berperan optimal karena mereka tidak memiliki wewenang yang cukup untuk melakukan k oordinasi dengan dinas-dinas yang lain.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Pembelajaran Efektif di dalam Memberantas kkorupsi
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBPeran Mahasiswa dalam Menyikapi Kasus Korupsi
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler